Kisah Anak Autis di Bully Siswa dan Guru
Kisah Anak Autis di Bully Siswa dan Guru
Kasus bullying terhadap penderita Autis masih kerap terjadi, seharusnya ini menjadi tanggungjawab bersama baik Guru maupun Sekolah itu sendiri
Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur Rompis
MANADO, TRIBUNMANADO.CO.ID - Siswa SMA tersebut mendatangi Psikolog Hanna Monareh, beberapa waktu lalu.
Ia menyebut dirinya autis. Ciri cirinya memang demikian.
"Ia menghindari kontak mata," kata dia. Pengakuannya kemudian mengejutkan.
"Ia mengaku kerap di bully t eman temannya, bahkan guru juga bersikap buruk padanya," kata dia dalam diskusi "Together We Can" yang dilaksanakan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Sulawesi Utara dan Pusat Layanan Autis Provinsi Sulawesi Utara, Senin (2/4) di Starbucks Mantos.
Kasus bullying terhadap penderita Autis kerap terjadi di sekolah.
Hanna membeber pula kisah siswa autis yang tak mau lagi sekolah karena sering di bully
Siswa itu juga mendapat perlakuan tak menyenangkan dari guru.
"Padahal sudah tahu dia penderita autis," beber dia. Dikatakan Hanna, penderita kebutuhan khusus terdapat di hampir setiap sekolah.
Sebut dia, guru dan sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan anak autis.
"Ini adalah tanggung jawab kita semua," ujar dia.
Dirinya mengaku sudah mendeteksi 50 kasus anak autis serta memeriksa hampir 100 anak gejala autis.
Namun pihaknya belum punya data penderita autis di Sulut.